Gus Muwafiq saat ceramah di Surodadi, Kedung, Jepara, Sabtu (25/08/2018) malam. |
Dengan nada canda, Gus Muwafiq mengingatkan kalau kita sebagai umat Islam akhir zaman ini hanya kecipratan (kebagian) dua hadits dari Kanjeng Nabi, "kullu bidatin dholalah, dan innamal a'malu bin niyyat. Utowo kecipratan dungo mangan karo ngising," terangnya, disambut tawa ribuan hadirin, Sabtu (25/08/2018) malam.
Sebab itulah Gus Muwafiq mengkritik orang-orang yang merasa paling Islam dengan ajakannya yang terkesan memaksa soal jilbab atau kedurung, yang pada tahun 50-an, model terpopuler tidak seperti sekarang.
"Tahun 50-an itu jilbaban belum ada. Sekarang murah karena diproduksi orang-orang Cina, makanya jangan begitu benci dengan orang-orang Cina," jelasnya disambut tawa lagi oleh hadirin, termasuk Ketua PD Muhammadiyah Jepara, KH Fahrurrozi.
Terkait haul Mbah Asro, Gus Muwafiq menyebut hal sebagai bagian dari wujud cinta kepada ulama' yang merupakan pewaris Kanjeng Nabi. Baginya, orang Indonesia itu sudah selesai soal cinta kepada kiai, ulama dan Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
"Habib Ali Aljufri mengatakan, saya tidak menemukan orang-orang yang punya cinta kepada Kanjeng Nabi, yang sekuat orang Indonesia," lanjutnya, "cinta itu jangan dibahas dengan Ilmu Fiqih. Seneng sampai njengking-njengking yo ben (silakan)," imbuh Gus Muwafiq, lagi-lagi hadirin tertawa.
Orang yang menyebut ghuluw (berlebihan) atas ekspresi cinta kepada ulama dan Kanjeng Nabi, kata Gus Muwafiq, dia tidak punya cinta. Secara tegas Gus Muwafiq menyatakan kepada hadirin untuk melanjutkan berlangsungnya tradisi haul, "Haul ojo dilereni, teruske wae," pesannya.
Demikian roadshow kedua ceramah Gus Muwafiq di Jepara pada hari itu. Sebelumnya, Gus Muwafiq ceramah pertama di Guwosobokerto, Welahan, Jepara (Baca: Gus Muwafiq: Haramkan Haul Ngajak Umat Islam Tidak Rukun).
Berikutnya, lanjut ngaji ke Desa Jambu, Mlonggo, Jepara. Baca beritanya: (ansorngabul.or.id - ab)