Dua Tarekat Sakti yang Masuk Paling Awal ke Jawa Menurut Gus Muwafiq
Cari Judul Esai

Advertisement

Dua Tarekat Sakti yang Masuk Paling Awal ke Jawa Menurut Gus Muwafiq

Ansor Ngabul
Kamis, 06 September 2018

Gus Muwafiq saat ceramah di Masjid Al-Mannan, Mayong, Jepara (05.09/2018) malam. Foto: ansorngabul.or.id
Ansorngabul.or.id - Dalam ceramahnya pada jam kedua malam itu, Rabu (05/09/2018), di Masjid Al-Mannan, Mayong Lor, Mayong, Jepara, KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) membincang dua tarekat sakti paling awal yang masuk Jawa sebelum banyak jenis tarekat masuk ke wilayah Jawa sebagaimana hingga kini dilestarikan.

Pertama adalah tarekat Malmatiyah. Yakni terekat yang memiliki laku berat karena harus melakukan tirakat moksa (menghilang secara raga dan sukma). Selain itu, tarekat ini juga memiliki riyadlah berat, harus bisa menghilangkan segala hal yang berkaitan dengan duniawi.

Gus Muwafiq menyebut istilah itu dengan laku "kabumian", melakukan darma bakti laiknya bumi, bertabi'at seperti bumi, yang mau "diteleki" (dijadikan tempat berak) oleh semua orang. Artinya, ia harus menerima diperlakukan hina di hadapan manusia.

Tarekat Malmatiyah ini adalah bagian dari tarekat ajaran cinta kepada Allah tapi tanpa menunjukkan simbol-simbol besar seperti imamah atau surban, yang pada saat itu orang Jawa tak begitu tertarik. Emoh.

"Islam (masuk) ke Jawa kiai-nya memakai simbol yang besar. Tarekat Malmatiyah ini tidak kelihatan simbolnya," terang Gus Muwafid kepada ribuan jama'ah Al-Khidmah Jepara yang menjadi penyelenggara acara pengajian, yang dimulai pukul 23.30 WIB itu.

Baca: Syarat Menjadi Orang Kaya Menurut Gus Muwafiq

Salah satu mursyid tarekat Malmatiyah adalah Syeikh Al-Bustomi. Bentuk tarekat ini unik. Orangnya sering kelihatan tidur di masjid tapi tidak sembahyang (shalat). "Padahal dia sembahyang, tapi menunggu sepi orang. Kalau ketahuan, ia akan lari sambil bawa botol arak," jelasnya.

Para pengamal tarekat Malmatiyah ini terus menempa dirinya agar tidak gentar atas hinaan dan cacian orang lain. Mereka menyucikan hati dengan membebaskan dirinya dari banyak hal yang melekat, termasuk simbol Islam, sehingga statusnya sebagai abdullah (hamba Allah) tetap dijaga.

Untuk itulah, ketika mereka melakukan shalat pun tidak di awal waktu pula. Bukan karena malas, tapi karena malu kepada Allah. "Mereka kuatir menjadi lupa Allah ketika melaksanakan shalat di awal waktu," papar Gus Muwafiq sembari menambahkan bahwa shalat di awal waktu orang kadang lebih mengutamakan waktunya daripada dzikirnya kepada Allah Swt.

Baca: Gus Muwafiq Ajak Jangan Benci Cina Karena Ini

Karena kebersihan hati para pengamal tarekat Malmatiyah itulah mereka dianugerahi Allah ilmu maa'ul hayat (air kehidupan). "Kalau mengucap sangat mujarrab (langsung terjadi)," imbuhnya.

Kedua adalah tarekat Akmaliyah ala Ibnu Arabi. Hampir sama dengan Malmatiyah, tarekat Akmaliyah ini menurut Gus Muwafiq adalah tarekat cash and carry (bayar tunai, silakan bawa pulang). Saridin adalah pengamal terbaik tarekat Akmaliyah yang dijadikan contoh oleh Gus Muwafiq.

Cerita Gus Muwafiq, saat Saridin membuktikan kebenaran atas keberadaan Allah Swt., ia tidak merasa cukup hanya dengan mengucap lisan syahadat tauhid dan syahadat Rasul. Saridin harus merasakan langsung dengan cara memanjat batang pohon kelapa dan sengaja menjatuhkan dirinya ke tanah dari atas pohon.

Karena terbukti Saridin tidak mati setelah menjatuhkan dirinya, barulah dia percaya. "Kulo kudu mbuktiaken nek gusti Allah ana tenan. Mpun kulo ngandel/Saya harus membuktikan kalau Allah itu ada.Sekarang saya sudah percaya (karena jatuh dan tidak mati)," demikian kata Gus Muwafiq, menerangkan ucapan Saridin setelah terbukti tidak mati jatuh dari pohon tinggi.

Baca: Gus Muwafiq: Haramkan Haul Ngajak Umat Islam Tidak Rukun

Disebut tarekat Akmaliyah (sempurna) karena lahir batin (dhahiran wa bathinan), pengamalnya berjiwa tauhid: Islam. Tidak hanya mengucapkan syahadat tapi juga syuhudah (melihat bukti) atas kebenaran syahadat tauhid dan syahadat Rasul.

Makanya, pengamal tarekat Akmaliyah ini juga harus membuktikan kalau lafal mulia Ya Hayyu Ya Qoyyum lebih kuat daripada geni (api). Mengucap lafal itu sembari pegang api, antum berani? (ansorngabul.or.id - ab)