Majelis Morongpuluhan Ansor Ngabul Fokuskan Kajian Keaswajaan
Cari Judul Esai

Advertisement

Majelis Morongpuluhan Ansor Ngabul Fokuskan Kajian Keaswajaan

Ansor Ngabul
Kamis, 22 November 2018

Mejelis Morongpuluhan Ansor Ngabul ke-2, di Dukuh Jokosari, Selasa (20/11/2018)
Ansorngabul.or.id - Selain rutinan Rijalul Ansor yang diadakan tiap malam Selasa Legi, GP Ansor Ranting Desa Ngabul menggelar rutinan bernama Majelis Morongpuluhan. Disebut demikian karena pertemuan diadakan setiap tanggal 5 dan 20 tiap bulan. Limo dan Rongpuluh adalah bahasa Jawa dari lima (5) dan duapuluh (20).

Pertemuan perdana diadakan pada Jumat malam, 19 Oktober 2018 di rumah Sahabat Ali Masykur (Rt. 03 Rw. 03). Baca beritanya: Majelis Morongpuluhan Ansor Ngabul Wajib Iuran Rp. 5000 Perorang.

Setelah vakum satu pertemuan, pada Selasa malam (20 November 2018), Majelis Morongpuluhan kedua diadakan di rumah sahabat Tarmuji di dukuh Jokosari, Rt. 04 Rw. 04. Dalam pertemuan inilah beberapa agenda dibahas dan bisa dikoordinasikan lebih intens.

Selain agenda persiapan kehadiran Ansor Ngabul pada acara Maulid Nabi PP GP Ansor di Kabupaten Pekalongan pada 22 November 2018, peserta yang malam itu berjumlah 28 orang juga membahas agenda ngaji Keaswajaan yang diagendakan tiap Majelis Morongpuluhan.

Menurut Andy Yahya, Ketua Ansor Ngabul, Majelis Morongpuluhan harus ada ngaji-nya, meski waktunya dimulai setelah pembahasan agenda Ansor terdekat selesai.

"Kita sepakat Majelis Morongpuluhan dimulai jam 20.30 WIB, dan setelah jam 21.00 WIB akan di isi kajian intelektual tentang Keaswajaan, ke-NU-an dan Kebangsaan sampai sekitar tengah malam," ujar Andy kepada Ansorngabul.or.id, Rabu (21/11/2018) dini hari.

Rencana, tambah Andy, jadual disusun dalam bentuk kurikulum terstruktur yang bisa diakses tiap anggota Ansor-Banser di file Google Drive dengan bahan bacaan format PDF yang sudah disiapkan. Dari file PDF inilah sahabat Ansor Ngabul diharapkan bisa menyempatkan waktunya untuk membaca sebelum diskusi dan ngaji.

"Jangan sampai hanya karena tidak mengetahui sejarah ke-NU-an akhirnya ada anggota Ansor yang membelot ikut ormas terlarang dan radikal. Otak harus diisi dengan pengetahuan ideologis agar kader tidak hanya bisa jadi pendengar saja," lanjut Andy. (ansorngabul.or.id - ab)